Tidak cuti selama setahun saja mungkin kita akan merasa sangat merindukan dengan yang namanya CUTI apalagi harus bertahun-tahun, seperti seorang wakil inspektur polisi di ibu kota India, Delhi, belum pernah sehari pun mengambil cuti dalam 14 tahun terakhir, ini Pak polisi rajin menjalankan tugas atau memang hobi dengan profesinya ya?

Baljit Singh Rana (60) sudah menjadi polisi selama 40 tahun, dan selalu masuk kerja setiap hari dan hal ini dibuktikan dengan catatan kehadirannya.

Keluarga pria kurus dan sederhana ini mengatakan, Rana tidak pernah mengambil libur belasan tahun ini, bahkan ketika ketiga anak perempuannya menikah.

Meski demikian, laki-laki itu disebut-sebut ayah yang sangat penyayang dan suami yang peduli pada tanggung jawabnya untuk keluarga.

"Dia tidak pernah mengacuhkan keperluan kami atau pekerjaan di rumah, meskipun pada mulanya kami juga sangat kesal karena dia tidak pernah mau mengambil cuti," kata istrinya, Sushila, kepada BBC Hindi.

"Kami merasa semua orang boleh libur kerja kecuali dia. Tapi, kemudian kami merasa ya mungkin ini memang sudah pembawaannya. Lagi pula dia juga tidak pernah meninggalkan keluarganya. Dia selalu ada waktu kami butuhkan. Jadi kami terima kenyataan ini," tambahnya.

Rana adalah vegetarian yang juga mempraktikkan yoga secara teratur, dia mengatakan tak pernah sakit dan tak pernah perlu mendapat perawatan kesehatan.

Atas kerajinannya yang luar biasa ini, Rana mendapat anugerah bintang jasa dari presiden atas pelayanannya yang memuaskan pada masyarakat.

Meski Rana mestinya sudah harus pensiun tanggal 31 Agustus nanti, pegawai super-rajin itu sudah diminta bekerja kembali oleh kepolisian setempat dengan jabatan sebagai konsultan.

Atasannya mengatakan, mereka bangga pada dedikasi Rana terhadap tugas.

"Pegawai harus mengambil cuti, khususnya karena pekerjaan polisi itu berat,'' kata Wakil Komisioner Polisi yang juga atasan Rana, Mangesh Kashyap.

"Tapi, dia sanggup tak mengambil cuti sehari pun selama 14 tahun. Mustahil menemukan orang lain yang seperti dia di kepolisian." BBC Indonesia